Kamis, 22 Oktober 2015

Explore Kediri




Kebudayaan :

1. Larung Sesaji Gunung Kelud



 


            Alkisah kerajaan Bandarangin, rajanya bernama Joko Lodro bergelar Maheso Suro dan Patihnya, ‘adik sang raja’ bernama Singo Lodro bergelar Jata Suro. Sang Raja Maheso Suro menyuruh adiknya untuk melamarkannya seorang Ratu yang cantik jelita dari kerajaan Dahanapura.
Ketika Jata Suro melihat kecantikan Dewi Kilisuci, ia berbalik hati ingin mempersuntingnya sendiri Dewi Kilisuci. Oleh karena itu ia membunuh Mahesa Sura, agar bisa mempersunting Dewi Kilisuci. Setelah berhasil membunuh kakaknya, Jata Suro melamar Dewi Kilisuci, namun Dewi Kilisuci memberi syarat agar dibuatkan sumur di daerah Kelud sampai keluar airnya dan diselesaikan sebelum fajar tiba.
Patih Pujanggeleng bersama Dewi Kilisuci bersiasat, prajurit yang telah siap membawa tombak-tombak kelor disiagakan di dekat sumur, ketika telah dekat sumur Patih memasukan boneka tiruan Dewi Kilisuci ke dalam sumur, tanpa pikir panjang Jata Sura langsung meloncat masuk ke dalam sumur untuk menolongnya sebab ia khawatir akan keselamatan sang Dewi.Setelah Jata Suro berada di dalam sumur, tombak-tombak kelor beserta batu-batuan dilemparkan ke dalam sumur oleh prajurit Dahanapura sampai penuh, dan akhirnya tamatlah riwayat Jata Sura.
Sebelumnya Jata Sura  mengeluarkan sesumbar, yaitu :
“Yoh wong Kediri mbesuk bakal pethuk piwalesku sing makaping-kaping yoiku, Kediri bakal dadi kali, Blitar dadi Latar, Tulungagung Bakal dadi kedhung”
Artinya: “Hai.. orang Kediri besok akan mendapat pembalasan saya yang berkali-kali, yaitu Kediri akan menjadi sungai, Blitar akan jadi halaman (datar/rata), Tulugagung menjadi telaga”. Sedangkan tumpukan-tumpukan batu yang menggunung, kemudian masyarakat Kediri menyebutnya Gunung Kelud.




2. Tolak Balak



 

Berangkat dari legenda dan sesumbar Jatasura tersebut di atas maka masyarakat sekitar daerah Kelud sengaja membuat tolak balaknya sendiri-sendiri, tujuannya meredakan kemarahan Jata Sura yang setiap saat akan menghancurkan daerah sekitarnya bersama-sama dengan letusan dan lahar gunung kelud. Tiap-tiap desa telah mempunyai prosesi sendiri-sendiri yakni, ada menyiapkan sesaji, ada yang melaksanakan kenduri (selamatan) dan lain-lain, yang dilaksanakan pada setiap bulan sura.
Adapun tolak balak yang dilakukan Masyarakat Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri. Desa yang berada di sisi sebelah barat gunung kelud, menyelenggarakan Upacara Adat Tradisi yang disebut “Larung Sesaji Gunung Kelud”, yang dilaksanakan oleh masyarakat setempat sebagai bentuk rasa syukur atas perlindunganNya dari ancaman Lembu Sura yang diyakini masyarakat setempat.
Kegiatan upacara adat tradisi ini telah dilaksanakan setiap tahun secara turun temurun pada bulan sura kegiatan ini sampai saat tetap berlangsung, dengan peserta yang hadir dari berbagai kalangan masyarakat pertemuan roh-roh halus se-Jawa-Bali. Hal ini ditandai dengan.Sebab diyakini oleh masyarakat setempat bahwa Gunung Kelud merupakan tempat banyaknya orang-orang Bali dan sekitarnya yang ikut mengadakan sesaji di Gunung Kelud.

3. Jaranan / Kuda Kepang









Kesenian jaranan atau dengan nama lain Kuda Lumping dan Kuda Kepang merupakan kesenian khas Kediri, kesenian ini berakar kuat dalam kehidupan masyarakat Kabupaten Kediri, seni jaranan merupakan bentuk kesenian yang menggambarkan tentang kegagahan pasukan berkuda masa kerajaan yang bertugas membasmi keangkaramurkaan.
Seni jaranan ini menggunakan peralatan tari berupa, kuda kepang (kuda yang terbuat dari anyaman bambu), bentuk celeng (babi hutan), dan topeng Caplokan.  Dalam frame penampilannya, penari jaranan akan tampil pertama kali dan menari menggunakan kuda kepang dengan diiringi instrument gamelan.
Gerak tari yang ditampilkan merupakan gerak dinamis yang sesuai dengan irama gamelan pengiringnya. Penampilan selanjutnya muncul sosok penari Caplokan dari penari babi hutan sehingga terjadi pertarungan diantara ketiganya. Pada puncak tariannya, para pemain jaranan akan mengalami trance sehinggan melakukan atraksi menakjubkan dan tidak bias dilakukan oleh manusia biasa, atraksi-atraksi tersebut antara lain : memakan pecahan kaca, berjalan diatas api, dst.Penari-penari biasanya akan didampingi oleh seorang Gambuh yaitu pawing seni ajaran yang bertugas mengobati penari agar sembuh dari trance-nya dan dapat normal kembali. Di Kabupaten Kediri terdapat beberapa jenis jaranan antara lain :

  •  Jaran Senterewe

Jaranan senterewe dalam penampilannya seninya lebih mengutamakan kreatifitas gerak, kekayaan serta kepadatan gerak. Iringan gamelan yang ditampilkannya juga lebih riang dan dinamis, jaranan senterewe ini merupakan jaranan yang banyak digemari oleh masyarakat karena pada masa penampilannya biasanya akan diikuti dengan penampilan hiburan modern berupa lagu-lagu yang bernada diatogis yang dibingkai dalam musik-musik campursari, dangdut, dll.

  •  Jaranan Pegon

Jaranan pegon sedikit memiliki persamaan dengan jaranan senterewe yaitu memiliki kreatifitas gerak serta iringan yang dinamis. Yang menjadi pembeda dari jaranan pegon dalah pemakaian asesoris dan busananya yang lebih meriah dan cenderung seperti busana yang digunakan dalam pentas seni wayang orang.

  •     Jaranan Dor

Jaranan Dor merupakan jenis jaranan yang ditarikan dengan unsur humor, pada penampilannya tidak jarang pemain jarana dor akan melakukan aksi-aksi lucu yang akan mengundang tawa penontonnya. Gerak tari dan musik pengiringnya tidak jauh berbeda dengan jenis jaranan lainnya. Yang menjadi pembeda seni jaranan dor dengan jaranan jenis lainnya adalah alat musik Gong dalam instrument gamelannya diganti dengan alat musik Bedug.

  •      Jaranan Jowo

Jaranan Jowo pada dasarnya merupakan jenis/memiliki klasifikasi sebagai jaranan klasik, gerak tari Jaranan Jowo terlihat lebih mantap dan berbot sehingga terlihat kurang dinamis. Dalam penampilannya kesan pertama yang muncul terhadap Jaranan Jowo adalah adanya unsur magis, ini akan lebih kental terlihat dalam gerak tari serta kesederhanaan busana serta peralatan yang digunakannya. Pada puncaknya penari Jaranan Jowo ini akan mengalami trance dan beratraksi yang menakjubkan.

Makanan


1.  Soto Khas Kediri
 
         Soto Kediri ini seperti soto ayam pada umumnya, akan tetapi soto ini memiliki cita rasa yang gurih dan nikmat serta sedap yang tidak bisa ditemui pada soto ayam lain. Perbedaan Soto Kediri ini dengan soto ayam lainya, yaitu pada kuah soto Kediri dikasih santan sehingga rasa soto ini menjadi gurih.


2.          Sate Bekicot Khas Kediri


Sate Bekicot ini merupakan produk makanan yang terbuat dari olahan bekicot. makanan khas kediri yang satu ini berpusat di Desa Djengkol, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri, tepatnya 10 kilometer dari kawasan Monumen Simpang Lima Gumul. Selain menyediakan sate bekicot, di daerah tersebut biasanya juga menyajikan makanan olahan dari bekicot lainnya, seperti oseng-oseng bekicot, krengsengan bekicot dan kripik bekicot.

 
3.  Tahu Takwa Khas Kediri


Awalnya tahu takwa ini dikenalkan oleh pengusaha asal Cina bernama Bah Kacung, Tahu ini merupakan oleh-oleh khas Kediri sejak tahun 1912. Pengambilan nama takwa sendiri berasal dari bahasa Mandarin yang berarti aroma. Tahu ini aromanya gurih dan sangat menggoda bahkan sebelum dirasakan di lidah. Tahu takwa ini mempunyai rasanya gurih dan tidak ada rasa masam sama sekali. Ini dia yang membuat tahu takwa berbeda dengan tahu lainnya. saat digoreng, kulit luarnya crispy, tapi bagian dalamnya tetap lembut.
4.  Nasi Pecel Tumpang Khas Kediri

    Nasi Pecel Tumpang ini biasanya disajikan di atas pincuk daun pisang. Nasi yang masih mengepul hangat, diatasnya diberi sayuran daun pepaya, daun kenikir, daun ketela pohon, kacang panjang, buah pepaya muda dan kecambah, lantas diguyur dengan sambal pecel dan sambal tumpang. Sambal tumpang yang bumbunya komplit, pedas, asin, gurih berpadu dengan sambal pecel yang berasa pedas manis. Diatasnya ditaburi lalapan rajangan mentimun, lamtoro dan daun kemangi. Lauknya biasanya perkedel singkong, tempe atau tahu goreng.terakir sebagai pelengkap yaitu di tambahkan peyek.
5.  Sate Emprit Khas Kediri



     Sate Emprit ini adalah sate yang berbahan dasar dari burung emprit. Pengolahanya emprit yang dibakar kemudian diolah seperti masakan sate biaasanya. Sebagai penyedap rasa, sebelum dibakar, sate emprit dikasih air yang tercampur dengan asam, gula merah, serta bawang putih. Setelah dibakar, dioles dengan bumbu sate, yakni kecap dicampur dengan sambal kacang. Biasanya dalam satu sunduk ada 2 daging burung emprit, di padukan dengan saos bumbu sate dan dalam penyajianya di kasih lalapan timun juga irisan bawang merah.  


 TEMPAT WISATA
  

                     1. GUNUNG KELUD



Bersama dengan gunung Merapi, gunung Kelud adalah salah satu gunung api paling aktif di Indonesia. Letusan terakhir gunung ini terjadi awal 2014 yang lalu. Gunung Kelud sudah beberapa kali meletus. Sebelum letusan tahun 2014, letusan terakhir gunung ini terjadi tahun 2007 dimana letusan ini menghasilkan kubah lava yang menjadi alasan utama kenapa banyak traveler yang datang ke Gunung Kelud. Namun, letusan 2014 menghancurkan kubah lava yang membuat para traveler merasa kehilangan.
Walau demikian, Gunung Kelud tetap menjadi destinasi traveling yang sangat menarik. Sebagaimana daerah pegunungan pada umumnya, Gunung Kelud juga menawarkan pemandangan yang luar biasa. Tidak hanya pendaki saja yang bisa menikmati keindahan tersebut karna di ketinggian gunung Kelud terdapat jalan beraspal yang bisa dilalui kendaraan sehingga siapapun bisa menikmati indahnya pemandangan di sekitar gunung Kelud tanpa harus trekking.



2. Monumen Simpang Lima Gumul 


Bagi kamu yang aktif di social media pasti sudah tahu tempat yang satu ini. Yap, Monume. Simpang Lima Gumul atau biasa disingkat MSLG. Saat ada sebuah akun yang mengupload foto MSLG banyak yang mengira bahwa bangunan ini adalah Arc de Triomphe (sebuah monumen di Paris) karna bentuknya memang mirip. Padahal, monumen berada di Kediri. Bangunan ini mulai dibangun pada tahun 2003 dan telah diresmikan pada tahun 2008. Masih relatif baru, memang Monumen Simpang Lima Gumul menjadi tempat nongkrong baru anak-anak muda Kediri untuk menghabiskan waktu bersama teman dan sahabat. Simpang Lima Gumul sendiri merupakan pertemuan 5 jalan yang menuju ke 5 daerah di Kediri yakni Gampengrejo, Pagu, Pare, Pesantren dan Plosoklaten.


                         3. Gumul Paradise Islad 


                Jika ingin menikmati suasana liburan bersama keluarga, kamu bisa datang ke tempat yang satu ini: Gumul Paradise Island. Gumul Paradise Island merupakan sebuah water park yang cukup luas dan lengkap. Di tempat ini kamu bisa bermain-main di wahana-wahana yang ada sesuai dengan kelompok usia. Water park ini adalah lokasi favorite keluarga di Kediri untuk menghabiskan waktu liburan. Saat kamu sedang di Kediri tak ada salahnya untuk mencoba main kesini
 

                        4. Air Terjun Dolo




Jika ingin menikmati tempat wisata bernuansa alam, salah satu tempat yang bisa kamu datangi di Kediri adalah Air Terjun Dolo. Lokasi air terjun ini berada di dusun Besuki, desa Jugo, kecamatan Mojo, kabupaten Kediri. Jaraknya kira-kira 25 km dari pusat kota Kediri. Hawa sejuk langsung terasa begitu tiba di area air terjun karna lokasinya berada di dataran tinggi pada ketinggian sekitar 1.800 mdpl. Air terjun Dolo adalah bagian dari lereng gunung Wilis. Tinggi air terjun ini sekitar 125 meter. Volume airnya tidak terlalu tinggi namun airnya sangat dingin
Kawasan di sekitar air terjun Dolo sudah dikembangkan sebagai area wisata. Di sekitar area air terjun ini terdapat beberapa fasilitas yang bisa digunakan para wisatan. Fasilitas tersebut antara lain track jogging, camping ground, play ground, mushola, warung, dan area trekking. Jika ingin bermalam di sekitar air terjun, ada beberapa villa yang bisa kamu sewa yang jaraknya sekitar 4 km dari air terjun. Atau, kamu juga bisa mendirikan tenda di camping ground yang tersedia.



  5. Sumber Ubalan

Tempat lain yang bisa kamu kunjungi untuk menikmati indahnya alam Kediri adalah Sumber Ubalan. Sumber Ubalan ini merupakan tempat wisata yang berada di dalam hutan lindung. Ada berbagai fasilitas disini antara lain panggung hiburan, kolam renang dan taman bermain.
Namun, objek utama di tempat ini sebenarnya adalah sebuah sumber air yang lokasinya lebih masuk ke dalam. Para pengunjung bisa menikmati sumber air tersebut yang terlihat sangat tenang denga ikan-ikan kecil berenang bebas. Walau terlihat begitu menggoda untuk berenang, namun para pengunjung dilarang berenang disini. Pengunjung juga dilarang untuk memancing. Lokasi sumber air ini berada di dalam hutan sehingga suasananya sangat nyaman dan sejuk. Tempat wisata berada di desa Kalasan, kecamatan Plosoklaten, kabupaten Kediri. Sekitar 15 km dari kota Kediri.

                      6. Goa Selomangleng


Goa Selomangleng merupakan sebuah goa batu yang memiliki nilai sejarah di Kediri. Goa ini dipercaya sebagai tempat mengasingkan diri dan bertapa oleh Dewi Kilisuci, putri Raja Erlangga yang menolak menerima tahta kerajaan yang diwariskan padanya.
Bukti bahwa goa ini pernah menjadi tempat tinggal adalah keberadaan ukiran-ukiran relief yang ada di dinding goa, baik di dalam maupun di luar. Goa ini sendiri terbagi menjadi tiga bagian yakni tengah, kiri dan kanan. Secara keseluruhan goa ini tidak terlalu luas. Nuansa mistis dan gelap sangat terasa di goa ini. Ditambah lagi dengan bau dupa yang begitu menyengat. Tidak jauh dari goa Selomangleng terdapat beberapa objek lain yang bisa kamu kunjungi antara lain Museum Airlangga, gunung Klothok dan gunung Maskumambang. Lokasi goa ini berada sekitar 7 km dari pusat kota Kediri. Tepatnya di desa Waung, kecamatan Mojoroto.

                7.  Kampung Inggris di Pare


Bagaimana bahasa Inggrisnya?? Hehe. Jika kamu sedang di Kediri, tak ada salahnya untuk mampir ke daerah Pare untuk melihat suasana di Kampung Inggris. Yap, Kampung Inggris di Pare, Kediri ini sudah cukup terkenal. Bagi yang belum tahu, Kampung Inggris merupakan sebuah kawasan yang memiliki banyak sekali lembaga kursus bahasa Inggris. Ada sekitar 146 lembaga kursus yang ada di kawasan tersebut.
Warga di sekitar Kampung Inggris sehari-seharinya menggunakan Bahasa Inggris untuk berkomunikasi. Kampung Inggris akan semakin ramai saat liburan sekolah atau kuliah. Banyak orang datang kesini untuk belajar Bahasa Inggris. Tidak hanya warga Kediri tapi juga dari daerah-daerah lain. So, when you will come here?

               8. Candi Surawana
 
Setelah selesai jalan-jalan di Kapung Inggris, kamu bisa mampir ke Candi Surawana. Sebuah candi mungil tapi cukup menarik untuk dikunjungi. Lokasi candi ini juga berada di kecamatan Pare, Kediri.
Candi Surawana merupakan sebuah candi bercorak Hindu. Sebagaimana candi-candi pada umumnya, candi ini juga memiliki nilai sejarah. Candi Surawana diperkirakan dibangun sekitar abad 14 untuk memuliakan raja kerajaan Wengker bernama Bhre Wengker. Raja Bhre Wengker meninggal pada tahun 1388 masehi. Ukuran candi ini tidak terlalu besar. Hanya 8×8 meter. Lokasi candi ini berada di desa Canggu, kecamatan Pare.




 

 









Tidak ada komentar:

Posting Komentar