Kebudayaan :
1. Larung Sesaji
Gunung Kelud
Alkisah kerajaan Bandarangin,
rajanya bernama Joko Lodro bergelar Maheso Suro dan Patihnya, ‘adik sang raja’
bernama Singo Lodro bergelar Jata Suro. Sang Raja Maheso Suro menyuruh adiknya
untuk melamarkannya seorang Ratu yang cantik jelita dari kerajaan Dahanapura.
Ketika Jata Suro melihat kecantikan
Dewi Kilisuci, ia berbalik hati ingin mempersuntingnya sendiri Dewi Kilisuci.
Oleh karena itu ia membunuh Mahesa Sura, agar bisa mempersunting Dewi Kilisuci.
Setelah berhasil membunuh kakaknya, Jata Suro melamar Dewi Kilisuci, namun Dewi
Kilisuci memberi syarat agar dibuatkan sumur di daerah Kelud sampai keluar
airnya dan diselesaikan sebelum fajar tiba.
Patih Pujanggeleng bersama Dewi
Kilisuci bersiasat, prajurit yang telah siap membawa tombak-tombak kelor
disiagakan di dekat sumur, ketika telah dekat sumur Patih memasukan boneka
tiruan Dewi Kilisuci ke dalam sumur, tanpa pikir panjang Jata Sura langsung
meloncat masuk ke dalam sumur untuk menolongnya sebab ia khawatir akan
keselamatan sang Dewi.Setelah Jata Suro berada di dalam sumur, tombak-tombak
kelor beserta batu-batuan dilemparkan ke dalam sumur oleh prajurit Dahanapura
sampai penuh, dan akhirnya tamatlah riwayat Jata Sura.
Sebelumnya
Jata Sura mengeluarkan sesumbar, yaitu :
“Yoh wong Kediri mbesuk bakal pethuk piwalesku sing makaping-kaping yoiku, Kediri bakal dadi kali, Blitar dadi Latar, Tulungagung Bakal dadi kedhung”
Artinya: “Hai.. orang Kediri besok akan mendapat pembalasan saya yang berkali-kali, yaitu Kediri akan menjadi sungai, Blitar akan jadi halaman (datar/rata), Tulugagung menjadi telaga”. Sedangkan tumpukan-tumpukan batu yang menggunung, kemudian masyarakat Kediri menyebutnya Gunung Kelud.
“Yoh wong Kediri mbesuk bakal pethuk piwalesku sing makaping-kaping yoiku, Kediri bakal dadi kali, Blitar dadi Latar, Tulungagung Bakal dadi kedhung”
Artinya: “Hai.. orang Kediri besok akan mendapat pembalasan saya yang berkali-kali, yaitu Kediri akan menjadi sungai, Blitar akan jadi halaman (datar/rata), Tulugagung menjadi telaga”. Sedangkan tumpukan-tumpukan batu yang menggunung, kemudian masyarakat Kediri menyebutnya Gunung Kelud.
2. Tolak Balak
Berangkat dari legenda dan sesumbar
Jatasura tersebut di atas maka masyarakat sekitar daerah Kelud sengaja membuat
tolak balaknya sendiri-sendiri, tujuannya meredakan kemarahan Jata Sura yang
setiap saat akan menghancurkan daerah sekitarnya bersama-sama dengan letusan
dan lahar gunung kelud. Tiap-tiap desa telah mempunyai prosesi sendiri-sendiri
yakni, ada menyiapkan sesaji, ada yang melaksanakan kenduri (selamatan) dan
lain-lain, yang dilaksanakan pada setiap bulan sura.
Adapun tolak balak yang dilakukan
Masyarakat Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri. Desa yang
berada di sisi sebelah barat gunung kelud, menyelenggarakan Upacara Adat
Tradisi yang disebut “Larung Sesaji Gunung Kelud”, yang dilaksanakan oleh
masyarakat setempat sebagai bentuk rasa syukur atas perlindunganNya dari
ancaman Lembu Sura yang diyakini masyarakat setempat.
Kegiatan upacara adat tradisi ini
telah dilaksanakan setiap tahun secara turun temurun pada bulan sura kegiatan
ini sampai saat tetap berlangsung, dengan peserta yang hadir dari berbagai
kalangan masyarakat pertemuan roh-roh halus se-Jawa-Bali. Hal ini ditandai
dengan.Sebab diyakini oleh masyarakat setempat bahwa Gunung Kelud merupakan
tempat banyaknya orang-orang Bali dan sekitarnya yang ikut mengadakan sesaji di
Gunung Kelud.
3. Jaranan / Kuda Kepang
Kesenian jaranan atau dengan nama
lain Kuda Lumping dan Kuda Kepang merupakan kesenian khas Kediri, kesenian ini
berakar kuat dalam kehidupan masyarakat Kabupaten Kediri, seni jaranan
merupakan bentuk kesenian yang menggambarkan tentang kegagahan pasukan berkuda
masa kerajaan yang bertugas membasmi keangkaramurkaan.
Seni jaranan ini menggunakan peralatan tari berupa,
kuda kepang (kuda yang terbuat dari anyaman bambu), bentuk celeng (babi hutan),
dan topeng Caplokan. Dalam frame
penampilannya, penari jaranan akan tampil pertama kali dan menari menggunakan
kuda kepang dengan diiringi instrument gamelan.
Gerak tari yang ditampilkan merupakan gerak dinamis
yang sesuai dengan irama gamelan pengiringnya. Penampilan selanjutnya muncul
sosok penari Caplokan dari penari babi hutan sehingga terjadi pertarungan
diantara ketiganya. Pada puncak tariannya, para pemain jaranan akan mengalami
trance sehinggan melakukan atraksi menakjubkan dan tidak bias dilakukan oleh
manusia biasa, atraksi-atraksi tersebut antara lain : memakan pecahan kaca,
berjalan diatas api, dst.Penari-penari biasanya akan didampingi oleh seorang
Gambuh yaitu pawing seni ajaran yang bertugas mengobati penari agar sembuh dari
trance-nya dan dapat normal kembali. Di Kabupaten Kediri terdapat beberapa
jenis jaranan antara lain :
- Jaran Senterewe
Jaranan senterewe dalam
penampilannya seninya lebih mengutamakan kreatifitas gerak, kekayaan serta
kepadatan gerak. Iringan gamelan yang ditampilkannya juga lebih riang dan
dinamis, jaranan senterewe ini merupakan jaranan yang banyak digemari oleh
masyarakat karena pada masa penampilannya biasanya akan diikuti dengan
penampilan hiburan modern berupa lagu-lagu yang bernada diatogis yang dibingkai
dalam musik-musik campursari, dangdut, dll.
- Jaranan Pegon
Jaranan pegon sedikit memiliki
persamaan dengan jaranan senterewe yaitu memiliki kreatifitas gerak serta
iringan yang dinamis. Yang menjadi pembeda dari jaranan pegon dalah pemakaian
asesoris dan busananya yang lebih meriah dan cenderung seperti busana yang
digunakan dalam pentas seni wayang orang.
- Jaranan Dor
Jaranan Dor merupakan jenis jaranan
yang ditarikan dengan unsur humor, pada penampilannya tidak jarang pemain
jarana dor akan melakukan aksi-aksi lucu yang akan mengundang tawa penontonnya.
Gerak tari dan musik pengiringnya tidak jauh berbeda dengan jenis jaranan
lainnya. Yang menjadi pembeda seni jaranan dor dengan jaranan jenis lainnya
adalah alat musik Gong dalam instrument gamelannya diganti dengan alat musik
Bedug.
- Jaranan Jowo
Jaranan Jowo pada dasarnya merupakan
jenis/memiliki klasifikasi sebagai jaranan klasik, gerak tari Jaranan Jowo
terlihat lebih mantap dan berbot sehingga terlihat kurang dinamis. Dalam
penampilannya kesan pertama yang muncul terhadap Jaranan Jowo adalah adanya
unsur magis, ini akan lebih kental terlihat dalam gerak tari serta
kesederhanaan busana serta peralatan yang digunakannya. Pada puncaknya penari
Jaranan Jowo ini akan mengalami trance dan beratraksi yang menakjubkan.
Makanan
1. Soto Khas Kediri
2.
Sate Bekicot Khas Kediri
Sate Bekicot ini merupakan produk makanan yang terbuat
dari olahan bekicot. makanan khas kediri yang satu ini berpusat di Desa
Djengkol, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri, tepatnya 10 kilometer dari
kawasan Monumen Simpang Lima Gumul. Selain menyediakan sate bekicot, di daerah
tersebut biasanya juga menyajikan makanan olahan dari bekicot lainnya, seperti
oseng-oseng bekicot, krengsengan bekicot dan kripik bekicot.
3. Tahu Takwa Khas Kediri
Awalnya tahu takwa ini dikenalkan oleh pengusaha asal
Cina bernama Bah Kacung, Tahu ini merupakan oleh-oleh khas Kediri sejak tahun
1912. Pengambilan nama takwa sendiri berasal dari bahasa Mandarin yang berarti
aroma. Tahu ini aromanya gurih dan sangat menggoda bahkan sebelum dirasakan di
lidah. Tahu takwa ini mempunyai rasanya gurih dan tidak ada rasa masam sama
sekali. Ini dia yang membuat tahu takwa berbeda dengan tahu lainnya. saat
digoreng, kulit luarnya crispy, tapi bagian dalamnya tetap lembut.
4. Nasi Pecel Tumpang Khas Kediri
5. Sate Emprit Khas Kediri
TEMPAT WISATA
1. GUNUNG
KELUD
Bersama
dengan gunung Merapi, gunung Kelud adalah salah satu gunung
api paling aktif di Indonesia. Letusan terakhir gunung ini terjadi awal 2014
yang lalu. Gunung Kelud sudah beberapa kali meletus. Sebelum letusan tahun
2014, letusan terakhir gunung ini terjadi tahun 2007 dimana letusan ini
menghasilkan kubah lava yang menjadi alasan utama kenapa banyak traveler yang
datang ke Gunung Kelud. Namun, letusan 2014 menghancurkan kubah lava yang
membuat para traveler merasa kehilangan.
Walau
demikian, Gunung Kelud tetap menjadi destinasi traveling yang sangat menarik.
Sebagaimana daerah pegunungan pada umumnya, Gunung Kelud juga menawarkan
pemandangan yang luar biasa. Tidak hanya pendaki saja yang bisa menikmati
keindahan tersebut karna di ketinggian gunung Kelud terdapat jalan beraspal
yang bisa dilalui kendaraan sehingga siapapun bisa menikmati indahnya
pemandangan di sekitar gunung Kelud tanpa harus trekking.
Bagi kamu yang aktif di social media pasti sudah tahu tempat yang satu ini. Yap, Monume. Simpang Lima Gumul atau biasa disingkat MSLG. Saat ada sebuah akun yang mengupload foto MSLG banyak yang mengira bahwa bangunan ini adalah Arc de Triomphe (sebuah monumen di Paris) karna bentuknya memang mirip. Padahal, monumen berada di Kediri. Bangunan ini mulai dibangun pada tahun 2003 dan telah diresmikan pada tahun 2008. Masih relatif baru, memang Monumen Simpang Lima Gumul menjadi tempat nongkrong baru anak-anak muda Kediri untuk menghabiskan waktu bersama teman dan sahabat. Simpang Lima Gumul sendiri merupakan pertemuan 5 jalan yang menuju ke 5 daerah di Kediri yakni Gampengrejo, Pagu, Pare, Pesantren dan Plosoklaten.
3. Gumul
Paradise Islad
Jika ingin menikmati suasana liburan
bersama keluarga, kamu bisa datang ke tempat yang satu ini: Gumul Paradise
Island. Gumul Paradise Island merupakan sebuah water park yang cukup luas dan
lengkap. Di tempat ini kamu bisa bermain-main di wahana-wahana yang ada
sesuai dengan kelompok usia. Water park ini adalah lokasi favorite keluarga di
Kediri untuk menghabiskan waktu liburan. Saat kamu sedang di Kediri tak ada
salahnya untuk mencoba main kesini
4. Air Terjun Dolo
Jika ingin
menikmati tempat wisata bernuansa alam, salah satu tempat yang bisa kamu
datangi di Kediri adalah Air Terjun Dolo. Lokasi air terjun ini berada di
dusun Besuki, desa Jugo, kecamatan Mojo, kabupaten Kediri. Jaraknya kira-kira
25 km dari pusat kota Kediri. Hawa sejuk langsung terasa begitu tiba di area
air terjun karna lokasinya berada di dataran tinggi pada ketinggian
sekitar 1.800 mdpl. Air terjun Dolo adalah bagian dari lereng gunung
Wilis. Tinggi air terjun ini sekitar 125 meter. Volume airnya tidak terlalu
tinggi namun airnya sangat dingin
Kawasan di
sekitar air terjun Dolo sudah dikembangkan sebagai area wisata. Di sekitar
area air terjun ini terdapat beberapa fasilitas yang bisa digunakan para
wisatan. Fasilitas tersebut antara lain track jogging, camping ground, play
ground, mushola, warung, dan area trekking. Jika ingin bermalam di sekitar air
terjun, ada beberapa villa yang bisa kamu sewa yang jaraknya sekitar 4 km dari
air terjun. Atau, kamu juga bisa mendirikan tenda di camping ground yang
tersedia.
5. Sumber
Ubalan
Tempat lain yang bisa kamu kunjungi
untuk menikmati indahnya alam Kediri adalah Sumber Ubalan. Sumber
Ubalan ini merupakan tempat wisata yang berada di dalam hutan lindung. Ada
berbagai fasilitas disini antara lain panggung hiburan, kolam renang dan taman
bermain.
Namun, objek utama di tempat ini
sebenarnya adalah sebuah sumber air yang lokasinya lebih masuk ke dalam. Para
pengunjung bisa menikmati sumber air tersebut yang terlihat sangat tenang denga
ikan-ikan kecil berenang bebas. Walau terlihat begitu menggoda untuk berenang,
namun para pengunjung dilarang berenang disini. Pengunjung juga dilarang untuk
memancing. Lokasi sumber air ini berada di dalam hutan sehingga suasananya
sangat nyaman dan sejuk. Tempat wisata berada di desa Kalasan, kecamatan Plosoklaten,
kabupaten Kediri. Sekitar 15 km dari kota Kediri.
6. Goa
Selomangleng
Goa Selomangleng
merupakan sebuah goa batu yang memiliki nilai sejarah di Kediri. Goa ini
dipercaya sebagai tempat mengasingkan diri dan bertapa oleh Dewi Kilisuci,
putri Raja Erlangga yang menolak menerima tahta kerajaan yang diwariskan
padanya.
Bukti bahwa
goa ini pernah menjadi tempat tinggal adalah keberadaan ukiran-ukiran relief
yang ada di dinding goa, baik di dalam maupun di luar. Goa ini sendiri terbagi
menjadi tiga bagian yakni tengah, kiri dan kanan. Secara keseluruhan goa ini
tidak terlalu luas. Nuansa mistis dan gelap sangat terasa di goa ini. Ditambah
lagi dengan bau dupa yang begitu menyengat. Tidak jauh dari
goa Selomangleng terdapat beberapa objek lain yang bisa kamu kunjungi
antara lain Museum Airlangga, gunung Klothok dan gunung Maskumambang. Lokasi
goa ini berada sekitar 7 km dari pusat kota Kediri. Tepatnya di desa Waung,
kecamatan Mojoroto.
7. Kampung
Inggris di Pare
Bagaimana bahasa Inggrisnya?? Hehe.
Jika kamu sedang di Kediri, tak ada salahnya untuk mampir ke daerah Pare untuk
melihat suasana di Kampung Inggris. Yap, Kampung Inggris di Pare, Kediri ini
sudah cukup terkenal. Bagi yang belum tahu, Kampung Inggris merupakan sebuah
kawasan yang memiliki banyak sekali lembaga kursus bahasa Inggris. Ada sekitar
146 lembaga kursus yang ada di kawasan tersebut.
Warga di sekitar Kampung Inggris
sehari-seharinya menggunakan Bahasa Inggris untuk berkomunikasi. Kampung
Inggris akan semakin ramai saat liburan sekolah atau kuliah. Banyak orang
datang kesini untuk belajar Bahasa Inggris. Tidak hanya warga Kediri tapi juga
dari daerah-daerah lain. So, when you will come here?
Setelah selesai jalan-jalan di
Kapung Inggris, kamu bisa mampir ke Candi Surawana. Sebuah candi mungil
tapi cukup menarik untuk dikunjungi. Lokasi candi ini juga berada di kecamatan
Pare, Kediri.
Candi Surawana merupakan sebuah
candi bercorak Hindu. Sebagaimana candi-candi pada umumnya, candi ini juga
memiliki nilai sejarah. Candi Surawana diperkirakan dibangun sekitar abad 14
untuk memuliakan raja kerajaan Wengker bernama Bhre Wengker.
Raja Bhre Wengker meninggal pada tahun 1388 masehi. Ukuran candi ini
tidak terlalu besar. Hanya 8×8 meter. Lokasi candi ini berada di desa Canggu,
kecamatan Pare.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar